Di belakang adalah produk dari WALHI Jambi, kalo kalian mau beli, boleh banget hubungin aku. Dengan beli kalian juga turut berdonasi untuk penyelamatan lingkungan hidup loh ya
Kim Neby, itulah nama notebook hitamku. Tentu saja bukan nama yang sesungguhnya.
Itu nama pemberianku sendiri (karena aku alay).
Ia lahir di tahun 2014 dan turut menjadi saksi bisu
sejarah hidupku. Bagaimana aku menangis, tertawa, sorak-sorak bergembira.
Menjelang usia 6 tahun, sudah banyak cobaan yang harus ia
hadapi. Padahal usianya masih terlalu dini.
Kami pernah bersama-sama merasakan terhempas ke jalan
aspal depan kampus. Bajuku sobek, sepatuku hilang sebelah dan kakiku
lecet-lecet.
Sedangkan ia? Jari-jarinya copot berhamburan. Ehm maksudku
keyboard.
Jadilah beberapa hari ia harus menginap di rumah kang
service.
Namun, di tahun 2018 ia mulai tergantikan. Adalah si
abu-abu, sebuah laptop yang belum ada namanya. Laptop yang pernah kutempel logo
apel kegigit di mereknya. Saking aku terobsesi dengan brand dari negeri
Paman Donald Trump.
Ini bukan laptopku, tapi laptop kantor, sehingga aku
merasa tak berhak memberinya nama.
Kim Neby kini beristirahat dengan tenang di lemari
cokelat. Untuk sementara waktu tentu saja. Kami harus bersama kembali. Kelak
jika mahar untuk menyembuhkannya telah terkumpul.
Dear Kim Neby, I love you to the moon and back.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar