Berbicara
mengenai bus KPN UNJA, saya pernah menyapa tanpa sempat mencicipinya di
semester muda (sekarang sudah semester lanjut usia). Cause meski
kuliah di Jambi, saya lebih memilih ngekos di Negara Spanyol. Yoi mamen,
kos-an saya di Valencia. Sementara itu rute bus KPN ke arah Telanai, arah yang
berlawanan dengan Valencia. Sudah pasti akan sangat sia-sia jika saya menumpang
bus KPN untuk pulang.
Kecuali
kalau supir bus KPN-nya lezat kayak Nicholas Saputra mungkin maulah saya
ngececerin duit demi diteloletin supir ganteng. Tapi itu semua hanya khayalan
tingkat tinggi saya saja, karena faktanya bus KPN UNJA kini telah tiada. Tak
tahu di mana rimbanya. Di mana supirnya. Hanya menyisakan kenangan terindah
atau pun terkampret bagi para insan pelakunya.
Berikut
asam manis yang terukir manjah di bus KPN UNJA dari generasi ke generasi:
Menyusun Strategi Perang Darah Muda
(Baca: Tawuran)
Di
bumi yang bulat/datar ini, semua diciptakan berpasang-pasangan. Laki-laki
pasangannya perempuan, Nicholas Saputra pasangannya saya, darah suci
pasangannya GGS, dan darah muda pasangannya adalah tawuran. Orait beibeh,
tawuran tak pernah lekang oleh waktu. Selalu ngeksis dari zaman Pitecantropus sampai
politikus.
Hal
ini juga pernah dialami oleh mahasiswa UNJA era "Dinasti
Tawuran", yapss namanya juga "Dinasti Tawuran".
Hari-hari di kampus tidak jauh-jauh dari kegiatan tawuran. Ya bisa dibilang
tawuran itu "kekinian" versi muda mudi jaman itu. Sebagian
mahasiswa berprinsip, nggak keren kalau nggak ikut tawuran. Ada kebanggan
sendiri jika bisa turut serta berjuang berdarah-darah menegakkan idealism. Ini
baru laki bukan aki-aki.
Eh
walaupun gemar tawuran, mereka selalu menjunjung tinggi petuah dari Yanglek loh
ya "Tawuran tapi tak pakai narkoba, jangan nilai kami dari
covernya" Okesip, badan Samson hati Dolaemon.
Tawuran
sendiri bisa antar fakultas, atau antar angkatan dengan masalah yang beraneka
ragam. Rebutan gebetan, sengketa klaim hak milik tongkrongan, penyadapan pemira
UNJA, makar Dewan Senat.
Bus
KPN sering dijadikan lokasi rapat, sebelum para pasukan turun ke medan perang.
Dan sebagai mahasiswa yang baik dan benar, mereka tak lupa akan nasehat Atuk
George Robert Terry di mana dalam tawuran pun harus menerapkan fungsi
manajamen; Planning, Organizing, Actuating, Controlling, demi tercapainya
tawuran yang berdikari dan menguasai hajat hidup orang banyak(?). Mereka
menentukan strategi yang akan digunakan. Apakah menyerang, bertahan, satu lawan
satu, tiki-taka, 4-4-2.
Modus
"Hayo
dulu siapa yang ngekosnya di Mendalo tapi rela naik bus KPN, demi mengejar sang
pujaan hati yang tinggalnya di Telanai?"
Modus
di sini bisa modus perasaan dan modus perkuliahan. Modus perasaan dimaksud
untuk mendapat hati sang pujaan hati (syukur-syukur dapat isi dompetnya juga),
diawali dengan ngobrol malu-malu sambil mendengarkan lagunya Justin Bieber.
Eh
jaman dulu si Bieber masih jadi buruh "ndodos" sawit di Pijoan
kayak’e, ya udah lagunya Inka Christie dan Amy Search aja kalau gitu. "Demi
cintaku padamu, ke gurun kuikut denganmu, biarpun harus berkorban jiwa dan
raga" #MakanTuhCinta.
Modus
perkuliahan sendiri terkait dengan kemaslahatan IPK, mencontek tugas teman,
minta buatin tugas, dan negosiasi pas kuis atau ujian dapat pencerahan. Ada
juga yang mengkolaborasikan kedua modus ini. Ya kalau kata pepatah sih, sekali
melambai, dua tiga banci mengikuti.
Saya
tidak tahu apakah jaman itu ada modus yang mengarah ke arah itu-loh-itu-tu
(Baca: grepe-grepe), kalaupun ada yang ketahuan itu-loh-itu-tu, si
pelaku pasti mukanya diblur, suaranya disamarkan lalu ngomong “awalnya sih
coba-coba, eh lama-lama kok enak ya”
Cintaku Bersemi di Bus KPN
"Hayoo
dulu siapa yang awalnya benci setengah mati sama si doi eh malah cintanya jadi
klepek-klepek gegara sering tatap muka di bus KPN?"
Sudah
banyak kisah cinta lokasi yang terukir di bus KPN UNJA. Sebagian berumur
panjang hingga janur kuning melengkung. Sebagian lagi hanya sepanjang jalan
kenangan, menyisakan benci, rindu dan cinta yang ada kalanya bersemi kembali.
Ehemm ehemm tiati pas reunian yak.
Karena
intensitas bertemu yang rutin, kesempatan buat melihat wajah si doi jadi lebih
besar. Apalagi kalau duduknya pas di sebelah, dempet-dempetan dan
berdesak-desakan, ashhh sudah menang banyak anak muda. Kamu bisa mengeksplor
lebih jauh tentang orang yang mungkin bikin kamu cinlok. Memastikan bola
matanya tidak berbentuk petak-petak atau segitiga, hidungnya tidak zigzag, dan
yang terpenting kuantitas dan kualitas dompetnya #IfYouKnowWhatIMean.
Syarat
utama untuk cinlok di bus KPN adalah tidak memiliki bau badan nggak sedap.
Kalopun kamu punya, pastikan baunya adalah bau yang disukai lawan jenis.
Misalnya gebetanmu menyukai pempek, maka kamu bisa menjadikan kuah cukanya
sebagai parfummu.
Pijet Jok!! KPN-nya pegel...
Kisah
mengharu biru ini dituturkan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UNJA. Saat
ospek, sang senior yang selalu kampret benar, memberi titah tak boleh
dibantah kepada junior unyu lugu untuk memberi pijat plus plus kepada bus KPN
UNJA, iya bus KPN UNJA. Sungguh senior yang busuk baik hati.
Alumni
mana suaranya? Ciyee jadi kangen si manis bus KPN UNJA ya. Btw silakan
tulis di komentar jika masih ada kenangan yang luput saya tulis. Maklum saya
kan bukan pelaku pasti, saya ini mah apa atuh, hanya soak-sarok kuaci. Walaupun
bus KPN kini tak kasat mata, kenangan yang ditorehkan akan selalu membekas di
hati para alumni pelaku.
Buat dedek-dedek gemes yang ketinggalan
romansanya, don’t cry don’t be shy, kalian bisa memanfaatkan fasilitas
UNJA yang lain untuk berkendara dan mengukir kisah, seperti menunggangi angsa
UNJA misalnya. Ya patung angsa UNJA. Kita kalahkan Indosiar dengan FTV
naga-naga terbangnya.
*Tulisan ini saya produksi pada jaman dahulu kala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar