Selasa, 18 Februari 2020

Gita Cinta Mahasiswa Pertanian




Nicholas Saputra               :  Coba kamu hidupnya pas jaman prasejarah, pasti sistem pertanian menetap akan lebih  cepet   ditemuin.
Kartika                                    : Iyo po?
Nicholas Saputra         :  Ya iya lah, mana ada orang yang sanggup nomaden kalo udah berada di dekat kamu.

Jika ditanya apa salah satu tempat yang paling melegenda bagi anak Pertanian. Sebagian besar pasti bersepakat menjawab LADANG PERSEMAIAN. Orait, anak Pertanian dan ladang adalah hal yang terpisahkan. Sama tak terpisahkannya anak Hukum dengan ruang Peradilan Semu, anak Kehutanan dengan hutan,  anak Peternakan dengan kandang percobaan, dan tak terpisahkannya saya dengan Nicholas Saputra #MantapJiwa.
Banyak hal yang menjadi alasan kenapa kisah kasih nyata bisa terukir di ladang. Alasan paling fundamental dan tak terbantahkan adalah; Witing tresno jalaran soko kulino. Kalau diterjemahin ke bahasa Jambi jadi biso suko karena bertemu(?). 
Selain itu ada beberapa hal istimewa dari anak Pertanian yang bisa membuat cintamu klepek-klepek sama dia, sayangmu klepek-klepek sama dia.

Anak Pertanian Tak Pilih-pilih dalam Makan
Well, sebagai anak Pertanian mereka tahu bagaimana susahnya menanam sampai memanen makanan yang mereka makan. Mereka akan lebih menghargai makanan tersebut. Mereka nggak bakalan risih kalo kamu mengajak ke warteg atau pedagang kaki lima. See, makanan aja mereka hargai sebegitunya, apalagi kamu sebagai pasangannya? Eaaaaakkkk.
Eh btw walaupun anak Pertanian nggak milih-milih makan, jangan sampai kamu cuma ngasih dia makan “cinta” loh ya. Please deh, hidup di dunia nyata tidak seromantis drama Korea. Hidup di dunia nyata itu keras.
Lalu, apa hubungan antara makan dan cinlok? Jadi karena mereka sama-sama nggak milih dalam makan memakan, nggak gengsian kalau makan di pinggir jalan, ikatan batin yang tercipta di antara mereka semakin kuat dan menggelora setiap saat *tsahhh, kalau udah begitu ya tinggal jadian aja.

Anak Pertanian itu Peka (Harusnya)
Alasan saya bilang anak Pertanian itu seharusnya peka sederhana saja. Kalau urusan dosis pupuk, bahan praktikum yang Kontam bisa membuatnya pusing setengah mati bukankah itu tanda bahwa mereka punya kepekaan tinggi?
Ya itu semua hanya teori saya saja sih, hasil analisa dari pengamat KW9.  Soal bagaimana prakteknya, bener nggaknya, mari kita tanyakan pada Trio Macan yang bergoyang.

Tanaman aja Diperlakukan dengan Sempurna, Apalagi Kamu Sebagai Pasangannya
Wajar sebenarnya jika anak Pertanian memperlakukan tanaman dengan istimewa. Yakali kalau tanaman nggak diurusin bakalan mati sehingga berimbas ke nilai praktek mereka. Nah jika tanaman aja disayang-sayang sama dia apalagi kamu kan ya.

Saat Prewedding, Kamu Nggak akan Dipusingkan dengan Spot, Banyak Konsep Prewedding yang Sudah Tercipta di Kepala
Apabila cinlok tersebut berlanjut ke tahap ehem ehem (Baca:nikah loh ya), pasangan anak Pertanian udah nggak pusing 7 keliling buat nyari lokasi prewed. Banyak sekali tempat yang bisa dijadikan pilihan.
Bisa di ladang persemaian, di ladang cabe-cabean, di kebun kacang panjang, kan lumayan tuh habis prewed kacang panjangnya bisa dipetik buat bikin gado-gado. atau di kebun pisang aja biar sensasinya lebih gimana gitu, kayak lirik lagu, memori daun pisang takkan terlupakan, memori daun pisang menjadi kenangan.

Cintai Ploduk-ploduk Sendiri
Selain prewed hal yang tak boleh ditinggalkan di tahap ehem-ehem adalah souvenir pernikahan. Ya nggak wajib sih, hukumnya sunnah. Tidak dilakukan tidak berdosa (Paling cuma jadi cibiran tamu undangan). Nah kamu tak perlu susah-susah lagi memikirkan souvenir pernikahanmu. karyamu di kultur jaringan atau benih-benih buah dan sayuran yang unggul bisa kamu jadikan souvenir. Misalnya benih buah manggis, atau yang paling mulia kamu bisa member souvenir benih buah kesabaran.

Itu dia hal-hal istimewa yang berkaitan dengan anak Pertanian. Nyambung nggak sih? Yaudahlah ya dipaksa nyambung aja, biar saya seneng. Toh bikin orang seneng kan dapat pahala. Eh iya ngomong-ngomong, maafkan saya bagi siapa pun yang kacang panjangnya dulu pernah saya curi. Sebenarnya dulu awalnya saya cuma coba-coba, eh lama-lama kok enak ya.
Oh iya saya juga pernah nyuri buah kakao, saking penasaran. Maklum saya dari Kayu Aro, yang sejauh mata memandang menghampar padang teh yang menghijau, sehijau rumput tetangga. Sebenarnya saya cukup kecewa setelah mencuri buah cokalat,karena dalam bayangan saya buah coklat itu isinya bakal seperti Silverqueen gitu. Kepingan coklat menggoda, yang siap dihapp. Ternyata eh ternyata, isinya kok ya malah seperti buah manggis dengan lapisan yang lebih tipis, asli Hayati kecewa Bang.
          Selamat kepada pasangan yang cinloknya berujung ke ijab sah. Semoga langgeng dan bisa menjadi pasangan kuat untuk memenuhi kedaulatan pangan di Indonesia, dan semoga setelah menulis artikel ini saya mendadak diangkat jadi Menteri Pertanian RI oleh Pak Presiden. Ayoo aminkan bareng-bareng.


*Tulisan ini saya produksi pada jaman dahulu kala. Oke sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis