Nicholas
Saputra : Coba kamu hidupnya pas jaman prasejarah, pasti
sistem pertanian menetap akan lebih cepet ditemuin.
Kartika : Iyo po?
Nicholas
Saputra : Ya iya lah, mana ada orang yang sanggup
nomaden kalo udah berada di dekat kamu.
Jika ditanya apa salah
satu tempat yang paling melegenda bagi anak Pertanian. Sebagian besar pasti
bersepakat menjawab LADANG PERSEMAIAN. Orait, anak Pertanian dan ladang adalah
hal yang terpisahkan. Sama tak terpisahkannya anak Hukum dengan ruang Peradilan
Semu, anak Kehutanan dengan hutan, anak Peternakan dengan kandang percobaan,
dan tak terpisahkannya saya dengan Nicholas Saputra #MantapJiwa.
Banyak hal yang menjadi
alasan kenapa kisah kasih nyata bisa terukir di ladang. Alasan paling
fundamental dan tak terbantahkan adalah; Witing
tresno jalaran soko kulino. Kalau diterjemahin ke bahasa Jambi jadi
biso suko karena bertemu(?).
Selain itu ada beberapa
hal istimewa dari anak Pertanian yang bisa membuat cintamu klepek-klepek sama
dia, sayangmu klepek-klepek sama dia.
Anak
Pertanian Tak Pilih-pilih dalam Makan
Well, sebagai anak Pertanian mereka tahu
bagaimana susahnya menanam sampai memanen makanan yang mereka makan. Mereka
akan lebih menghargai makanan tersebut. Mereka nggak bakalan risih kalo kamu
mengajak ke warteg atau pedagang kaki lima. See, makanan aja mereka hargai sebegitunya, apalagi kamu sebagai
pasangannya? Eaaaaakkkk.
Eh btw walaupun anak Pertanian
nggak milih-milih makan, jangan sampai kamu cuma ngasih dia makan “cinta” loh
ya. Please deh, hidup di dunia nyata tidak seromantis drama Korea.
Hidup di dunia nyata itu keras.
Lalu, apa hubungan antara makan dan
cinlok? Jadi karena mereka sama-sama nggak milih dalam makan memakan, nggak
gengsian kalau makan di pinggir jalan, ikatan batin yang tercipta di antara
mereka semakin kuat dan menggelora setiap saat *tsahhh, kalau udah begitu ya
tinggal jadian aja.
Anak
Pertanian itu Peka (Harusnya)
Alasan saya bilang anak Pertanian itu
seharusnya peka sederhana saja. Kalau urusan dosis pupuk, bahan praktikum yang
Kontam bisa membuatnya pusing setengah mati bukankah itu tanda bahwa mereka
punya kepekaan tinggi?
Ya itu semua hanya teori saya saja sih,
hasil analisa dari pengamat KW9. Soal bagaimana prakteknya, bener
nggaknya, mari kita tanyakan pada Trio Macan yang bergoyang.
Tanaman
aja Diperlakukan dengan Sempurna, Apalagi Kamu Sebagai Pasangannya
Wajar sebenarnya jika anak Pertanian
memperlakukan tanaman dengan istimewa. Yakali kalau tanaman nggak diurusin
bakalan mati sehingga berimbas ke nilai praktek mereka. Nah jika tanaman aja
disayang-sayang sama dia apalagi kamu kan ya.
Saat
Prewedding, Kamu Nggak akan Dipusingkan dengan Spot, Banyak Konsep Prewedding
yang Sudah Tercipta di Kepala
Apabila cinlok tersebut berlanjut ke
tahap ehem ehem (Baca:nikah loh ya), pasangan anak Pertanian udah nggak pusing
7 keliling buat nyari lokasi prewed. Banyak sekali tempat yang bisa dijadikan
pilihan.
Bisa di ladang persemaian, di ladang cabe-cabean,
di kebun kacang panjang, kan lumayan tuh habis prewed kacang panjangnya bisa
dipetik buat bikin gado-gado. atau di kebun pisang aja biar sensasinya lebih
gimana gitu, kayak lirik lagu, memori daun pisang takkan terlupakan,
memori daun pisang menjadi kenangan.
Cintai
Ploduk-ploduk Sendiri
Selain prewed hal yang tak boleh
ditinggalkan di tahap ehem-ehem adalah souvenir pernikahan. Ya nggak wajib sih,
hukumnya sunnah. Tidak dilakukan tidak berdosa (Paling cuma jadi cibiran tamu
undangan). Nah kamu tak perlu susah-susah lagi memikirkan souvenir
pernikahanmu. karyamu di kultur jaringan atau benih-benih buah dan sayuran yang
unggul bisa kamu jadikan souvenir. Misalnya benih buah manggis, atau yang
paling mulia kamu bisa member souvenir benih buah kesabaran.
Itu dia hal-hal istimewa
yang berkaitan dengan anak Pertanian. Nyambung nggak sih? Yaudahlah ya dipaksa
nyambung aja, biar saya seneng. Toh bikin orang seneng kan dapat pahala. Eh iya
ngomong-ngomong, maafkan saya bagi siapa pun yang kacang panjangnya dulu pernah
saya curi. Sebenarnya dulu awalnya saya cuma coba-coba, eh lama-lama kok enak
ya.
Oh iya saya juga pernah
nyuri buah kakao, saking penasaran. Maklum saya dari Kayu Aro, yang sejauh mata
memandang menghampar padang teh yang menghijau, sehijau rumput tetangga.
Sebenarnya saya cukup kecewa setelah mencuri buah cokalat,karena dalam bayangan
saya buah coklat itu isinya bakal seperti Silverqueen gitu. Kepingan coklat
menggoda, yang siap dihapp. Ternyata eh ternyata, isinya kok ya malah seperti buah
manggis dengan lapisan yang lebih tipis, asli Hayati kecewa Bang.
Selamat kepada pasangan yang cinloknya berujung ke ijab sah. Semoga langgeng
dan bisa menjadi pasangan kuat untuk memenuhi kedaulatan pangan di Indonesia,
dan semoga setelah menulis artikel ini saya mendadak diangkat jadi Menteri
Pertanian RI oleh Pak Presiden. Ayoo aminkan bareng-bareng.
*Tulisan ini saya produksi pada jaman dahulu kala. Oke sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar