Kamis, 19 September 2019

Sepucuk Surat untuk Yang Terkasih; Sahabatku

Dear Ella,
Cintaku yang jauh di sana.

El El El
Berteman denganku selama 6 tahun, kamu pasti tahu kan gimana romantisnya aku? Jadi walaupun aku yang sedang mengalami moment pertambahan usia, aku juga yang mengirim . . ya katakanlah sebuah surat untukmu hehe.
El, akhirnya kita merasakan usia 23 tahun juga ya. Kamu merasa nggak sih kalo perjalanan dari 22 menuju 23 tahun itu berat pakek banget.
Tema penderitaan kita juga sama; pekerjaan, rekan kerja, keluarga, dan asmara (yang terakhir paling sentimentil).
Setahun menyandang status "pekerja" tak terhitung berapa kali aku berniat untuk resign. Apalagi di awal masa adaptasi. Beh asam lambungku naik saking stresnya.
Tapi Tuhan itu maha adil kok, nggak cuma asam yang kurasakan ketika bekerja, namun juga banyak manisnya.
Singkat cerita semua berjalan hingga momen ini. Momen di mana aku merasa kembali di titik awal; titik paling rendah dan menyebalkan di hidupku.
Nggak tahu dosa apa aku El, hingga semesta berniat sekali mengujiku dengan serentetan kejadian.
El, kamu tahu sendiri kan walaupun aku begitu mudah berkomunikasi dengan orang, tapi aku begitu tertutup soal masalah pribadi bahkan asmara.
Kamu nggak tahu kan siapa aja mantan pacarku, gebetanku semasa kuliah.
Ya tentu saja selain pria-itu-tu yang selalu kusebut-sebut dan kujadikan indikator pria idaman seorang Kartika.
Tapi aku diuji El.
Ada beberapa pria yang datang ke hidupku dan sialnya ada yang berhasil mencuri hatiku. Sumpah sial banget.
Di titik tertentu, aku ingin menyimpannya dengan rapi seperti yang sebelumnya kulakukan.
Cukup aku, dia dan Tuhan yang tahu. Atau paling banter ya kamu dan Sus Mita sebagai sahabatku.
Namun nyatanya aku khilaf El. Kisah yang harusnya kusimpan rapat-rapat itu, malah kututurkan ke beberapa  pihak. Tahu kamu kenapa aku begitu? Mungkin karena aku merasa memiliki orang-orang yang kupikir peduli dan mau mendengar keluh kesahku. Orang-orang yang murni ingin membantu tanpa menghakimiku.
Ah salahku juga sih terlalu santai dan nyaman dalam berteman. Kaget juga kali ya, selama ini cuma punya kamu dan Sus Mita, eh sekarang ada banyak orang di sekeliling hehe
Bumerang itu pun nggak bisa kuelakkan lagi El. Akibat tingkahku, banyak hati yang tersakiti dan kecewa denganku. Lebih parah; mereka jijik, benci, dan ilfeel padaku.
El,
Gimana ya caranya biar nggak merasa seperti sampah hahaha
Sekarang ini nano-nano banget rasa di hidupku. Aku kok mendadak jadi ngerasa nggak diterima oleh sosial ya haha. Dan ntah kenapa juga muncul rasa skeptisku terhadap orang lain.
Aku jadi malas berinteraksi dan memiliki kedekatan dengan orang lain.
Takut terlena kayak kemarin lalu nggak bisa ngerem omongan.
Belajar dari kesahalan sih.
Takut berakhir tragis lagi. 
Aku juga jadi sulit percaya sama manusia sekarang deh hehehe.
Etapi tenang sama kamu aku masih percaya kok. Kamu kan nggak manusia tapi malaikat tanpa sayap hahaha.
Sayang banget ya kita LDR-an. Kalo bertatap muka langsung, aku pasti sudah cerita sambil nangis sesenggukan. 

Oh iya, untuk mengurangi rasa tidak enak di hatiku, aku tadi juga sempat konsul ke Mbah Google. Disuguhinya aku tips dan pengalaman insan-insan lain ketika menghadapi masalah sepertiku.
Ya emang klise dengerin motivasi. Cuma berguna sekali untuk menahanku biar nggak bunuh diri hehehe. Dalam jangka pendek ada beberapa hal yang ingin kulakukan;
·     evaluasi (yang sebenarnya sudah kulakukan sejak beberapa waktu lalu).
·      meminta maaf untuk hati yang kusakiti
Ini hal yang paling berat kulakukan, bukan karena gengsi sih, lebih karena aku takut dibilang drama queen sama mereka. Belum siap aja dibilang lebay, ya walaupun aslinya aku memang lebay.
Eh iya, kepada yang paling membenciku,  aku sudah mengutarakan permintaan maaf. Beneran tulus dari hati. Pengennya sih ketemu secara langsung. Tapi dia hanya membaca chat-ku dan permintaan maafku. Ya sudah sih. Mungkin aku memang layak menerima perlakuan seperti itu.
·        memulihkan diri sendiri
Ini hal yang paling urgen sih. Aku jelas nggak mau terjebak dan bertahan di kondisi seperti ini. Yakali hidup dalam rasa bersalah dan rendah diri.
Next aku bakal fokus untuk ngebahagiain diriku sendiri. Perawatan manjah dan ini ituh hehehe.
Intinya aku nggak akan menggantungkan kebahagiaanku dengan orang lain.
Oh iya El, aku tadi juga nemu quote yang mayan cocok buat kondisiku. Gini gini

Dear self
Halo aku
Salah itu wajar,
Kamu cuma perlu mengaku, minta maaf, belajar, lalu berusaha menghindari kesalahan kedua.
Terasa sukar ya, walaupun sederhana?

Maaf ya aku spam uneg-uneg untukmu.
Padahal kondisi kejiwaan kita mungkin sebenarnya sama hahaha.
Quarter life crisis emang kampret banget ya El.
Sumpah lelah banget aku.
Tapi ya gimana, mau nggak mau harus tetap dihadapi.

Udah ahh.
Udah panjang banget ini mah hahahaa
I love you so muach muach El.
Baik-baik di sana ya.

With love
Kartika
19 September 2019
3:35 AM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis