Foto: Dari Google
Ada yang bilang jika setelah usia 20 tahun kita
tidak akan merasa tenang lagi. You know,
saya sangat setuju dengan kalimat tersebut. Malah menurut saya, kedamaian akan
hilang ketika kita tamat SMA. Saya merasakan. Benar-benar merasakan.
Saya sudah tidak ingat kapan terakhir kali saya
benar-benar merasa lega selega-leganya. Ada saja hal yang sukses menjadi
penyebab kerisauan. Kalau kata Lenka, Trouble
is Friend.
Saya cemas memikirkan studi, memikirkan karir,
memikirkan keluarga, memikirkan asmara. Dari segala kecemasan tersebut,
terkadang saya merasa itu terlalu alay untuk dicemaskan. Entahlah, di sisi lain
saya merasa cemas tapi di sisi lain kecemasan itu tidak seharusnya ada.
Bukan hanya kecemasan yang membuat hidup saya
tidak tenang. Sometimes saya sering
merasa ragu dengan diri saya sendiri. Ya, saya meragukan. Banyak hal yang
membuat saya ragu akan diri saya sendiri yang labil. Kadang saya malah tidak
kenal dengan saya.
Saya ini siapa?
Sebuah pertanyaan yang bisa membuat saya
akhirnya mengheningkan cipta.
Saya tidak tau apa penyebab dari ini semua.
Dugaan terbesar karena saya sering nonton drama Korea, sehingga saya sering
mendramatisir keadaan. Mungkin juga karena saya sering baca buku Filsafat tapi
hanya setengah-setengah. Kan kata orang kalau melakukan sesuatu harus
totalitas, kalau tidak ya jadi kayak saya.
Dari segala prasangka yang ada,
hubungan saya dengan Sang Pencipta mungkin yang paling andil. Saya bukan
atheis, sungguh. Saya percaya Tuhan itu ada, tapi saya juga bukan seseorang
yang religius. Sholat masih sering bolong-bolong, masih suka bohong, kadang
ngelawan sama orangtua, jarang sedekah, kadang nonton bokep. Ahh intinya saya
ini lebih cocok dikatakan pendosa.
Sebulan lagi saya menginjak usia 21 tahun, usia
yang makin banyak lika-likunya tentu saja. Tapi dari segala nestapa yang ada,
saya masih sangat berharap saya menjadi lebih baik. Tidak mudah menjadi orang
baik, dan saya mengakui itu.
Btw saya nulis ini malam Minggu pas rintik
hujan. Saya tidak punya teman untuk menceritakannya. Semua teman saya terlalu
sibuk dengan urusan masing-masing. Ingin curhat dengan keluarga takut
membebani. Makanya satu-satunya cara menyalurkan kegundah gulana-an hati saya
dengan ngeblog. Blog sudah semacam buku diary
buat saya. Saya bisa mencurahkan masalah yang menyelimuti pikiran saya.
Walaupun tidak bisa saya ungkap secara menyeluruh, namun cukup membantu
mengurangi dilema.
12 Agustus 2017
Kartika
Mahasiswa yang lagi galau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar