Selasa, 28 November 2017

Mau Dibawa ke Mana Saya ini?





Foto: Google


Akhir-akhir ini saya sering berpikir mengenai masa depan. Ya, mau dibawa ke mana saya ini, setelah menyelesaikan S1. Kerja, lanjut kuliah, atau menikah (khusus yang terakhir dicoret saja).
            Pilihan terbijak, saya kerja. Ya, kerja!
Eh tapi kerja apa?
          Menuruti kata hati, saya ingin bekerja sesuai passion saya. Alangkah bahagianya jika hoby juga menjadi pekerjaan. Perasaan saya ringan seperti kapas. Menjalaninya juga akan terasa indah, sepertinya.
            Yang jadi masalah terbesar, kedua orangtua saya tidak menyetujui rencana kerja saya. Kami pernah berdiskusi, dan berakhir dengan kata “jangan”.  Bukan jangan dalam artian mutlak. Tapi jangan relatif.
            “Kalau nggak ada yang bisa kamu perbuat lagi.” Sederhananya mereka berkata seperti itu. Rumitnya, mereka ingin saya berikhtiar untuk pekerjaan yang idaman menurut mereka.
          Sampai di sini, saya cuma bisa berpikir. Ya mau ngapain lagi, kalau nggak mau berpikir.   
            Jika saya mengikuti versi orangtua, rasanya tak rela. Mungkin bisa dibilang berat hati. Kamu dipaksa terjun dalam hal yang tak kamu cintai. Tapi kalau tetap ngotot dengan pilihan saya. Wah betapa kampretnya saya ini. Untuk apa sih kita hidup di dunia ini, kalau bukan membahagiakan orangtua?    
         Dari kecil saya dirawat, disekolahkan, dikuliahkan, dikirim uang tiap bulan (sampai orangtua rela ngutang sana-sani), lalu saya mengabaikan begitu saja keinginan orangtua. Layak banget saya dikutuk seperti Malin Kundang. Ahh benar kata iklan: Jadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalani.
          Jadi kesimpulan dari koar-koar saya sedari tadi: Doakan saya lulus kuliah terlebih dahulu. Nanti akan saya update bagaimana keberlangsungan hidup saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis