Kamis, 09 September 2021

Menjelang Seperempat Abad; Nggak Boleh Egois



sumber foto: https://wallpapersafari.com/cool-anime-landscape-wallpapers/

Kurang beberapa hari dari sekarang, jika semesta masih berkenan, umurku akan berlabuh di angka 25. Angka di mana katanya seseorang memasuki masa awal beranjak dewasa. Masa di mana seharusnya sudah mempunyai pencapaian gemilang nan membanggakan.

Ntahlah, bagiku tak ada bedanya setiap perlintasan umur yang kulalui. Aku masih merasa monoton dan statis. Aku masih gampang marah, tersinggung, baper, dan cemburu dengan hal-hal yang bagi orang dianggap tidak penting.

Sifat yang melekat di ragaku saat ini, benar-benar sangat jauh dari kriteria manusia dewasa. Mungkin hanya umur dan fisikku saja yang kian menua, tapi mentalku masih di fase remaja labil – atau bahkan anak-anak.

Dari Januari hingga Agustus, banyak sekali moment-moment yang kualami. Beraneka kejadian dan juga pengalaman yang membuat mentalku kalang kabut mengahadapinya.

Ada momen manis, sangat manis yang membuatku ingin menangis karena aku merasa ini tidak nyata. Amarah dan resah yang juga turut serta. Frustrasi dan kekecewaan yang menyebabkan aku ingin “menjedot-jedotkan” kepalaku di dinding. Tak lupa tangisan pengantar tidur yang selalu terjadi setiap keinginanku ingkar janji.

Semua rasa itu kemudian berakhir dengan sebuah refleksi. Refleksi perasaan, aku menyebutnya. Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri sampai kapan aku akan menjadi seseorang dengan versi seperti ini? Kapan aku akan berubah menjadi seseorang yang menyenangkan dan bisa dibanggakan? Kapan aku bisa menjadi pendengar yang baik? Kapan aku bisa mengerti orang lain? Kapan? Kapan? Kapan? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis