Jumat, 31 Agustus 2018

Kartika, Kok Suka Nutup Mulut dan Hidung Sih?




Ini bukan fakta penting sebenarnya sih.  Tapi biar aku ada update status, jadi tolong banget anggap hal ini penting ya. Walau kalian terpaksa.

Buat yang kenal denganku, pasti sudah pada paham dengan kebiasaanku menutup mulut dan hidung dengan tangan ketika tertawa atau setelah berbicara.

Bagi yang baru pertama kali pandangan pertamaku pasti merasa heran.
Ini orang kenapa yak. Apa ada yang bau.

No temans. Ini bukan tentang bau. Ciyuz dweh.

Sejarah kebiasaanku ini bermula ketika jaman SD, dua gigi atasku tidak tumbuh seperti kaidah pergigian yang baik, benar, dan rapi. Tidak memenuhi standar model iklan Pepsodent.
Dua gigiku ini malah seperti lomba cross motor, "jumping" sodara-sodara.

Karena alasan agar tidak minder/diejek teman, Ibu kemudian menyuruhku menutup mulut dengan tangan ketika tertawa. Aku pun mengikutinya.

Lambat laun, itu menjadi kebiasaan. Mendarah daging dari aku masih anak-anak sampai kini aku seorang (menuju) Ibu-ibu.

Well, aku sebenarnya sudah berikhtiar meninggalkan kebiasaan ini. Bukan karena gigiku sudah rapi. No. Gigiku masih gini-gini aja. Cuma aku sudah nggak minder lagi. Ya udah sih kan ya.

Cuma ya ternyata susah “move on” dari kebiasaan ini . . mengingat ini sudah berlangsung sangat sangat lama, dan seringnya aku juga tanpa sadar melakukannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis