Rabu, 06 Januari 2021

Tak Apalah

 



Sejatinya pemberhentian ini memberiku kabar pada ribuan sabar yang memaku di papan waktu,
dan biarkan jejaring diam memapah tiap lelahku, pada pangkuan hujan yang ramah namun basah – menyerupai bibirmu
 
Di remang hatiku, berdiri pejalan sendu di dekat pepohonan randu yang mulai menguning,
ia bercakap-cakap dalam bahasa yang mengingatkan aku akan senja yang teduh – seteduh matamu
Sementara deru dan debu meludahi ketegaranku, hanya debur dadamu penyembuh paling ampuh – “tak apalah” batinku
 
Seingatku tiada yang lebih tenteram dari senyummu
dibandingkan dengan dedaunan bintang langit yang memperhatikanku semenjak tadi
telapak rindu merengkuhku erat,
bernafas pun sulit – apalah arti sesak yang senikmat ini?
bukan kepalang mauku tenggelam pada secangkir janji yang hangat, di kesatuan dimensi, pada suatu masa, di musim penghujan
 
Pada kata tiada, hanya ada aku yang tetap terjaga
jadi “tak apalah”
ulangku,
lagi
Dari sepanjang kisah, keterlambatanmu yang mana yang tidak kutunggu?
 
Source: https://www.kaskus.co.id/thread/50ca9dcb1a76080033000016/kesatria-rapuh/1/?order=asc

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis