Hampir
separuh tulisan absurdku lahir di masa patah hati. Cidro ambyar gitu sobat. Saat itu sih kuanggap patah hati paling
serius, eh kalo sekarang mah kumerasa itu sangat sangat cement.
Di
momen sentimentil itu, aku benar-benar produktif curhat colongan. Dalam sehari
aku bisa menuntaskan beberapa tulisan yang isinya kepedihan semua. Kondisi itu
berbanding terbalik dengan yang kualami saat ini.
Rasa
aman-aman saja di percintaan, membuat inspirasiku tak terdeteksi. Diksi-diksi
manis manjah itu ntah ke mana lagi. Ciyuzz deh, merampungkan 1 paragraf saja
rasanya aku pengen tumpengan saking bersyukurnya.
Jadi
kamu ngerti kan kenapa hampir 2 bulan blog-ku sepi. Padahal kondisi hatiku
sedang tidak sepi loh (iya emang nggak ada hubungannya).
Dibilang
stabil banget ya nggak juga sih. Aku masih sering naik darah (iya orang lain
naik pangkat, naik haji, aku malah naik darah). Misuh-misuh pun masih menjadi
kegiatan yang kugemari hehe. Galau pun hanya datang sesekali saja (kalo kita
nunggu kabar, dia malah push rank terooossss).
Intinya
beberapa bulan terakhir ini psikologisku lebih baik dari sebelumnya. Dan aku
sangat mensyukurinya.
Tapi
terlalu aman kadang memang berakibat hampa. Ada beberapa sensasi yang raib.
Sensasi yang hanya kutemukan ketika pikiranku tak dapat kupahami, kaki di
kepala, kepala di kaki (ah elah malah nyanyi).
Kangen
main drama-drama’an ih hahaha. Kangen malu malu tapi mau. Auh ahh hahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar