Selasa, 12 Maret 2019

Romansa Rawa: Aku Padamu Pokoknya!

Ayeehhh ayeehhh Captain

Untuk seorang Kartika yang berasal dari daerah pegunungan, melihat pompong, sampan dan kendaraan air lainnya adalah hal yang langka sekali. Seumur-umur aku belum pernah melihat sampan yang melintas di kebun teh. Sumpah deh.
Kekatrok-an dan ndesoku pun mengakibat munculnya sensasi takjub yang meletup-letup, ketika ada sampan yang tertangkap mataku.
Nah, takdir sepertinya sedang berbaik hati. Beberapa waktu yang lalu aku mendapat kesempatan berkelana ke kabupaten tetangga. Desa Rawasari, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, ialah latar tempat kisah ini bermula.
Tahu nggak kenapa dinamakan Desa Rawasari? Ya kalau dinamakan Adem Sari, nanti dikira obat radang tenggorokan.
Wqwq bukan deng. Intinya sih karena di sana banyak terdapat rawa.
Lagi-lagi aku terpukau. Di sana, rawa menjadi halaman rumah masyarakat. Iya rawa itu di depan rumah nian. Fakta tersebut pun diproses kilat otakku, dan kemudian menciptakan kondisi yang sungguh manis sekali.
Bayangkan dan resapi apa yang kurasakan sodara-sodara. Berimajinasi di depan rumah, diiringi angin yang sepoi-sepoi, tak lupa segelas es teh. Dan moment yang paling menggetarkan ketika menyaksikan pompong, hilir mudik di depan mata.
Aduh Mama sayange, rasanya aku seperti sedang berada di Belanda. Cuma yang ini Belanda rasa kearifan lokal. Kalau versi Belanda, di sekeliling sungai dipenuhi bunga-bunga. Kalau di Rawasari kulihat saja banyak pohon sawit.

Ah sudahlah. Nanti kalian jadi pengen ke Rawasari lagi. Inti dari tulisan ini: Aku katrox bin ndeso dan aku baperan. Udah gitu aja.

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis