Dibanding naik pesawat, jujur ku lebih deg-deg'an naik ketinting (perahu kecil). Mungkin karena ku tidak bisa berenang + jeram di sungai Malinau luar biasa ngerinya.
Di pesawat meski perjalanan cuma sejam, ku masih bisa tertidur. Tapi di ketinting, harus siap-siap kesiram air, ngindarin ketabrak ranting pohon, nahan panas bedekang atau malah hujan-hujan'an.
Sejauh ini pengalamanku paling ngeri selama naik ketinting yaitu ketika harus menyusuri sungai di malam hari.
Saat itu kami nggak ada yang bawa senter. Hanya bergantung cahaya bulan. Hape pun nggak berani kukeluarin karena takut kesiram air.
Di moment itu, ku mendadak sangat religius. Doa naik kendaraan kubaca berulang kali. Nggak lupa suratan pendek sama ayat kursi.
Intinya di moment itu aku sadar bahwa aku belum siap untuk mati. Apalagi mati hanyut di sungai.