Minggu, 23 April 2023

I Got History, Got Me Feeling the Nostalgia



Menghabiskan moment liburan Idul Fitri dengan rebahan di kamar kos, kadang membuatku kehabisan aktivitas apalagi yang harus dilakukan. Tak ayal aku makin jadi tambah kangen dengan keluarga di kampung. Surplusnya waktu yang kupunya membuatku jadi sering mendadak nostalgia.

Seingatku kenangan-kenangan berkesan lebaran tercipta ketika aku masih di Sekolah Dasar. Fase itu aku benar-benar bahagia ketika lebaran tiba. Ya namanya juga bocil. Menjelang SMP hingga saat ini lebaran tak semanis dulu lagi. Apalagi sejak kepergian kedua kakekku, selalu ada ruang kosong yang tak pernah terisi kembali.

Saat menjadi anak satu-satunya, ketika lebaran ibu bisa membelikanku pakaian beserta pernak-perniknya hingga 7 stel. Pagi, siang, malam dresscode-ku berbeda semua. Uang yang kudapatkan dari para sodara juga tak terhingga, walau ya akhirnya menjadi korban investasi bodong ibuku.

Tak ada pikiran serius di hari lebaran. Setelah berkeliling ke rumah sodara, waktuku akan habis untuk nongkrong di warung, naik komedi putar dan delman. Aku benar-benar lupa ketika sudah berada di area permainan dan makanan. Menjelang maghrib biasanya baru ingat untuk pulang ke rumah atau ketika uangku sudah habis.

Di hari lebaran 3, keluargaku dari pihak Bapak akan mengunjungi rumahku. Dan ketika mereka pulang aku juga turut serta untuk menginap di rumah sodara ayah. Durasi menginapku bisa sampai seminggu. Bergantian menginap di rumah adik nenekku dan rumah nenekku.

Di rumah adik nenek, aku bertemu dengan sodara dan sepupu-sepupu dari luar kota. Kami akan main video game (apa PS ya) seharian. Tapi aku cuma bisa main billiard sama balap motor aja sih. Seneng banget saat itu pokoknya. Namun ada satu yang nggak kusuka saat nginep di rumah adik nenek, yaitu WC yang rusak. Alhasil tiap mau BAB aku harus ke sungai dulu. Untung aja ku tidak pernah kebelet di malam hari.

Ketika sudah menghabiskan waktu beberapa hari di rumah adik nenek, aku pun berpindah tempat nginapnya; ke rumah nenek. Di sana juga tinggal sepupuku (anak dari Adik Bapakku). Agendaku juga sama; bermain dan menghabiskan uang untung membeli kembang api.

Menjelang liburan berakhir, aku diantar pulang oleh almarhum Kakek ke rumah. Jarak rumah kami sekitar 10 KM, namun ntah mengapa dulu terasa sangat jauuuhh sekali.

Ketika aku masih SD, kedua buyut perempuanku juga masih ada. Aku paling suka ketika main ke rumah buyut dari pihak nenek, Mak Wo Ndut. Di belakang rumahnya ada ayunanan dan perosotan, jadi aku bisa tahan seharian main-main di sama. Kini kedua buyutku dan kedua kakekku sudah bahagia dan tenang bersama Tuhan. 

Ah menulis ini membuatku rindu sekali dengan mereka, rindu sekali dengan moment di masa kecilku. Aku juga rindu dengan kedua nenekku di kampung. Bapak, ibu dan kedua adikku. Semoga semuanya selalu sehat aamiin aamiin.

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis