Foto: dari Google
1. Ngojeg
2. Jalan kaki
3. Nebeng
Selama 4 tahun
lebih berkuliah di UNJA, begitulah peringkat "Bagaimana seorang Kartika
nyampek ke kampus".
Abang ojeg
menjadi primadona dan juru kunci termuah di hati, disusul jalan kaki dan nebeng
teman.Tapi sesuai judul, yang ingin saya bahas hanya poin no dua. Jalan kaki
atau dalam bahasa Kayu Aro disebut neracak sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari masa kuliah saya. Ya kayak Dilan dan Milea gitu. :D
Dulu sekali pas
masih maru, saya rutin sekali ke kampus neracak bareng man teman. Waktu itu
kebetulan ada jalan pintas dari kos menuju kampus yang mampu mempersingkat
waktu. Tapi ya gitu, penuh perjuangan. :D
Jalan pintasnya
itu jalan tanah yang kecil, dan becek-becek hota hai kalau hujan. Kiri kanan
kulihat saja banyak pohon . . . . . . Maaf saya nggak tahu nama pohonnya. :D Yang
jelas jalan pintas tersebut berada di kawasan hutan UNJA. Jadi jangan kaget
kalau nanti bertemu dengan monyet yang bergelantungan manjah. Jika kamu
beruntung malah bisa ketemu ular kayak saya dulu (beruntung dari Zimbabwe). :D
Eh saya bersama
teman dulu juga pernah bertemu binatang yang sampai sekarang masih menjadi
teka-teki. Itu yang kami temui babi atau badak ya. Ketika dia (binatang) lewat
kami tak sempat menyapa apalagi bertanya. Kaget tak terhingga ditambah si doi
lari kenceng bingits. Ah sungguh misterius sekali.
Nah kalau sudah
berhasil melewati jalan yang penuh liku-liku, kamu akan dihadiahi tanaman duri
yang menempel bahagia di pakaian. Sungguh nggak yes sekali. Teman-teman yang
lain cetar dengan fashion ala Gigi Hadid, sementara style saya begitu
merefleksikan alam, "back to nature".
Beberapa lama
saya bersetia dengan jalan itu. Kadang bareng teman, tapi seringnya sendiri. Lalu
semua berubah ketika negara api menyerang. Ketika kondisi jalan sudah begitu
mengenaskan, pohon dan rumput makin rimbun. Cocok sekali sebagai lokasi syuting
film horror.
Akhirnya saya menyerah. Hayati ganti
haluan Cyn.
BERSAMBUNG
(biar macam sinetron)