Sabtu, 30 September 2017

Terkutuklah Wahai Engkau Koruptor e-KTP!




Foto ngambil dari Google


Di tahun 2017 ini, kegalauan saya telah bertransformasi ke arah yang lebih berkualitas. Jika di tahun sebelumnya, saya masih ngegalauin si Boy yang tewas tertabrak truk, maka kegalauan saya di tahun ini karena negara. Mantap jiwak sekali bukan.
Adalah KTP yang mengubah jalannya waktu, membuat hidup saya jungkir balik taka tiki. Anda tahu? Atau tempe? Di umur saya yang telah menginjak 21 tahun (Fyi: 19 September saya ultah), saya belum mempunyai e-KTP. Dan Anda tahu, ternyata lebih ngenes nggak punya e-KTP daripada punya pacar. Trust me, it works.
Kabar gembiranya, saya bukanlah satu-satunya makhluk yang tidak memiliki e-KTP. Alhamdulillah, masih banyak rekan-rekan senasib dan sepenanggungan. Dan alasan kenapa seseorang belum memiliki e-KTP sendiri beraneka ragam. Blanko ludes, gangguan server, emang nggak niat bikin. Untuk kasus saya sendiri, yaitu dikarenakan (katanya) alatnya rusak.
You know, segala sebab pasti ada akibat. Sebab saya mencintai Mas Hamish, maka akibatnya saya harus patah hati karena Mas Hamish lebih memilih Tante Raisa. Sebab saya tidak memiliki e-KTP, maka ada konsekuensi dan masalah serius yang menanti untuk dicicipi. Berikut ke-kamvretan yang saya riset berdasarkan pengalaman dan khayalan tingkat tinggi. 
Batal Kawin eh Menikah Maksudnya
Salah satu syarat menikah harus mempunyai e-KTP. Ya walaupun percuma juga sih punya e-KTP tapi nggak punya calon. Nah gara-gara tidak mempunyai e-KTP, akhirnya saya membatalkan pernikahan dengan seorang pria sebut saja Nicholas Saputra. Cinta kami yang suci diuji oleh urusan administrasi negeri ini. Sungguh kisah cinta yang tragis bukan? Hiks~
Sekadar mengingat luka. Sebelum gagal menikah dengan Nicholas Saputra, saya juga pernah mengalami kejadian serupa. Jadi kan ya saya sudah bervacaran bertahun-tahun dengan Mas Mas Tentara. Hubungan kami benar-benar penuh idealisme banget. Pokoknya relationship goals.
Namun petaka datang menjelang pernikahan. Bukan karena saya diculik oleh Rahwana, yakali emangnya saya Sinta (saya kan Jojo). Petaka tersebut adalah gagalnya kami ijab sah karena saya tidak punya e-KTP. Dan kamvretnya, Mas Tentara tersebut meninggalkan saya. Update terbaru, si Mas akan menikah dengan seorang dokter. Oh iya, Mas Tentara tersebut bernama Song Jong-Ki.

Oppaku sayang, Oppaku nikah duluan T_T (Foto ngambil dari Google)


Ditolak Bank
Kisah mengharu biru ini bermula ketika saya ingin memesan jilbab via online. Saat itu saya galau stadium akhir untuk memilih motif jilbab. Saya bingung apakah motif bunga sakura, bunga mawar, bunga desa, bunga pasir atau Bunga Citra Lestari. Namun yang jadi masalah utamanya bukan itu. Masalahnya adalah saldo ATM saya tidak cukup untuk mentransfer. Akhirnya saya memutuskan untuk bayar tunai dan cuz otw ke bank.
Ketika di bank saya bertanya dulu ke Security apakah bisa bertransaksi tanpa mempunyai e-KTP. Dan ternyata, kata Mas Security yang postur tubuhnya peluk-able itu menjawab “Transaksi harus menggunakan e-KTP Sayang”. Seketika saya merasa sakit kepala sebelah, kurang fokus, saya butuh aKUA. Hayati lelah. Hayati nggak bisa diginiin Mas.
Sempat terlintas di pikiran mesum saya untuk “bernego” dengan Mas Security, dan berujar,"Mas bisa nggak e-KTPnya diganti dengan pin BB saya?," Ngomongnya seraya mengedip-ngedip manja dan membusungkan dada.
Ya . . walaupun saya sadar mau dibusungkan secetar apapun, dada saya tetaplah rata kayak papan ujian nasional (Ahh harusnya sebelum ke sini saya akalin dulu “onderdil” pake kaos kaki). Tapi itu semua hanya fiktif belaka, karena realitanya saya cuma pulang tanpa dendam, kuterima kekalahanku. 
Kesimpulan: Saya gagal pamer jilbab baru motif bunga-bunga.
Gagal Membeli Tunggangan

Mobil yang akan saya beli (Foto masih ngambil dari Google)

Jadi ceritanya pas dikirim uang bulanan saya punya rencana buat beli kendaraan. Mengingat uang bulanan yang selalu berlebih luber ke mana-mana, saya memutuskan untuk membeli Koenigsegg. Memangnya si Kakak aja yang bisa beli *ehh
Tapi . . Rencana itu harus pupus karena eh karena e-KTP tidak dalam genggaman. Yoi Mament, saat membeli motor atau mobil dalam kondisi baru, kita akan dimintai identitas kependudukan. Tujuannya untuk membuat STNK agar motor atau mobil yang dibeli tidak bodong (cukep udel aja yang bodong).
Finally, ketajiran saya yang tak ada tandingannya harus berakhir sia-sia (lagi).
Tidak Mendapat Layanan BPJS  
Waktu itu saya sebenarnya punya niat memakai BPJS untuk operasi plastik. Yups, saya mau oplas biar mirip sama Gal Gadot. Eh nggak jadi Mbak Gal deng . Dia kan Jionis. Aha kayak Mia Khalifa aja deh, kan namanya ada bau-bau Arab gituh.
But sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga kalau menginjak kulit pisang. Manusia hanya bisa merencanakan, e-KTP lah yang menentukan. Karena tidak punya e-KTP saya tidak bisa mengurus BPJS. Dan lagipula oplas tidak termasuk hal yang ditanggung BPJS. Yoweslah, good bye Mia Khalifa. Sampai bertemu di video selanjutnya (?)

Good baeee Mbak T_T (Foto tentu saja masih dari Google)


Tiket Kereta Api, Kapal, dan Pesawat Terbang Hanya Sebatas Angan-angan
Perkara berpindah saya adalah seseorang yang bijak. Kalau jarak dekat saya jalan kaki. Kalau jarak menengah naik ojeg. Kalau jarak jauh saya naik si doi naik mobil yang tidak perlu mengeluarkan e-KTP sebagai syarat.
Masalah muncul jika saya ingin berpergian antar pulau. Naik pesawat harus mempunyai e-KTP, naik kapal harus mempunyai e-KTP, bahkan naik kereta pun harus memiliki e-KTP. Uhh seketika saya merasa dibohongi oleh lagu "Naik kereta api tut tut tut siapa hendak turut. Ke Bandung, Surabaya bolehlah naik dengan percuma".
Percuma dari Zimbabwe. Sampai Limbad jadi duta shampo Kodomo pun beli tiket kereta api harus pakek duit, tidak bisa pakek cinta.
Paspor yang Tak Sampai
Saat pergi ke negara asing, paspor merupakan dokumen terpenting yang harus dibawa. Hukumnya fardhu ain. Fatal akibatnya jika tidak membawa, karena pihak imigrasi akan menolak cinta keberangkatan kita. Nah e-KTP diperlukan sebagai salah syarat untuk membuat paspor.
Sungguh kondisi ini menyulitkan saya. Apa yang harus saya lakukan jika pacar saya yang di Korea, Lee Min Ho meminta saya berkunjung ke Korea untuk diperkenalkan dengan kedua orangtuanya. Haruskah saya naik naga terbang Indosiar? 
 Otw Korea naik ini?  (Foto dari Google)
Ilegal di Indonesia!!!
Poin yang terakhir kalian pasti ngertilah, apa harus saya beritai (bahasanya agak kurang enak).

Sebenarnya masih ada beberapa akibat jika ente tidak memiliki e-KTP. Tapi jujur saja kau anggap aku apa saya saya malas menulis yang lebih rinci.
Dari segala derita dan nestapa karena tidak mempunyai e-KTP, ada hal yang paling saya syukuri bahwa; syarat mencintaimu tidak butuh e-KTP. Mencintaimu hanya perlu tabah jika chat cuma di-read. Tabah melihatmu boncengan mesra dengan doimu. Tabah jika selama ini kamu hanya dibutuhkan saat dia kesepian. Seketika terdengar lagu Kangen Vand.
Oh iya lupa, sebenarnya ada  surat keterarangan pengganti e-KTP yang bisa diurus. Namun saya sudah bisa membayangkan betapa riweh dan ribet mengurus itu semua. Duh bisa nggak ya Mas GoJek saja yang mengurusnya. Eh tapi di tempat saya kan Mas GoJek belum beredar, adanya Mas Gundul.
So bersyukurlah kalian yang telah mempunyai e-KTP. Kalian tidak harus mengalami kejadian tragis seperti; batal menikah, gagal ketemu calon mertua di Korea, batal terbang bersamamu. Kalian juga tidak perlu berjuang 69 untuk mengurus surat pengganti. Eh baidewai, kenapa berjuang 69? Ya suka aja sama posisi angka 69. Dan yang terpenting, eksistensi kalian diakui di negeri ini.
Maka nikmat memiliki e-KTP mana lagi yang kamu dustakan.
*Tulisan ini pernah dimuat di IMC Campus

Ada yang Baru loh Gaesss

Pada Suatu Sore

Tulisan Paling Eksis