Foto ngambil dari Google
Di
tahun 2017 ini, kegalauan saya telah bertransformasi ke arah yang lebih
berkualitas. Jika di tahun sebelumnya, saya masih ngegalauin si Boy yang tewas
tertabrak truk, maka kegalauan saya di tahun ini karena negara. Mantap jiwak
sekali bukan.
Adalah
KTP yang mengubah jalannya waktu, membuat hidup saya jungkir balik taka tiki.
Anda tahu? Atau tempe? Di umur saya yang telah menginjak 21 tahun (Fyi: 19 September saya ultah), saya
belum mempunyai e-KTP. Dan Anda tahu, ternyata lebih ngenes nggak punya e-KTP
daripada punya pacar. Trust me, it works.
Kabar
gembiranya, saya bukanlah satu-satunya makhluk yang tidak memiliki e-KTP.
Alhamdulillah, masih banyak rekan-rekan senasib dan sepenanggungan. Dan alasan
kenapa seseorang belum memiliki e-KTP sendiri beraneka ragam. Blanko ludes,
gangguan server, emang nggak niat bikin. Untuk kasus saya sendiri, yaitu
dikarenakan (katanya) alatnya rusak.
You know, segala
sebab pasti ada akibat. Sebab saya mencintai Mas Hamish, maka akibatnya saya
harus patah hati karena Mas Hamish lebih memilih Tante Raisa. Sebab saya tidak
memiliki e-KTP, maka ada konsekuensi dan masalah serius yang menanti untuk
dicicipi. Berikut ke-kamvretan yang saya riset berdasarkan pengalaman dan
khayalan tingkat tinggi.
Batal
Kawin eh Menikah Maksudnya
Salah
satu syarat menikah harus mempunyai e-KTP. Ya walaupun percuma juga sih punya
e-KTP tapi nggak punya calon. Nah gara-gara tidak mempunyai e-KTP, akhirnya
saya membatalkan pernikahan dengan seorang pria sebut saja Nicholas Saputra.
Cinta kami yang suci diuji oleh urusan administrasi negeri ini. Sungguh kisah
cinta yang tragis bukan? Hiks~
Sekadar
mengingat luka. Sebelum gagal menikah dengan Nicholas Saputra, saya juga pernah
mengalami kejadian serupa. Jadi kan ya saya sudah bervacaran bertahun-tahun
dengan Mas Mas Tentara. Hubungan kami benar-benar penuh idealisme banget.
Pokoknya relationship goals.
Namun
petaka datang menjelang pernikahan. Bukan karena saya diculik oleh Rahwana,
yakali emangnya saya Sinta (saya kan Jojo). Petaka tersebut adalah gagalnya
kami ijab sah karena saya tidak punya e-KTP. Dan kamvretnya, Mas Tentara
tersebut meninggalkan saya. Update
terbaru, si Mas akan menikah dengan seorang dokter. Oh iya, Mas Tentara tersebut
bernama Song Jong-Ki.
Oppaku sayang, Oppaku nikah duluan T_T (Foto ngambil dari Google)
Ditolak
Bank
Kisah
mengharu biru ini bermula ketika saya ingin memesan jilbab via online. Saat itu
saya galau stadium akhir untuk memilih motif jilbab. Saya bingung apakah motif
bunga sakura, bunga mawar, bunga desa, bunga pasir atau Bunga Citra
Lestari. Namun yang jadi masalah utamanya bukan itu. Masalahnya adalah saldo
ATM saya tidak cukup untuk mentransfer. Akhirnya saya memutuskan untuk bayar
tunai dan cuz otw ke bank.
Ketika
di bank saya bertanya dulu ke Security apakah bisa bertransaksi tanpa mempunyai
e-KTP. Dan ternyata, kata Mas Security yang postur tubuhnya peluk-able itu
menjawab “Transaksi harus menggunakan e-KTP Sayang”. Seketika saya
merasa sakit kepala sebelah, kurang fokus, saya butuh aKUA. Hayati lelah.
Hayati nggak bisa diginiin Mas.
Sempat
terlintas di pikiran mesum saya untuk “bernego” dengan Mas Security, dan
berujar,"Mas bisa nggak e-KTPnya diganti dengan pin BB saya?,"
Ngomongnya seraya mengedip-ngedip manja dan membusungkan dada.
Ya
. . walaupun saya sadar mau dibusungkan secetar apapun, dada saya tetaplah rata
kayak papan ujian nasional (Ahh harusnya sebelum ke sini saya akalin dulu “onderdil”
pake kaos kaki). Tapi itu semua hanya fiktif belaka, karena realitanya saya
cuma pulang tanpa dendam, kuterima kekalahanku.
Kesimpulan:
Saya gagal pamer jilbab baru motif bunga-bunga.
Gagal
Membeli Tunggangan
Mobil yang akan saya beli (Foto masih ngambil dari Google)
Jadi
ceritanya pas dikirim uang bulanan saya punya rencana buat beli kendaraan.
Mengingat uang bulanan yang selalu berlebih luber ke mana-mana, saya memutuskan
untuk membeli Koenigsegg. Memangnya si Kakak aja yang bisa beli *ehh
Tapi
. . Rencana itu harus pupus karena eh karena e-KTP tidak dalam genggaman. Yoi Mament, saat membeli motor atau mobil dalam
kondisi baru, kita akan
dimintai identitas kependudukan. Tujuannya untuk membuat STNK agar motor atau
mobil yang dibeli tidak bodong (cukep udel aja yang bodong).
Finally,
ketajiran saya yang tak ada tandingannya harus berakhir sia-sia (lagi).
Tidak
Mendapat Layanan BPJS
Waktu
itu saya sebenarnya punya niat memakai BPJS untuk operasi plastik. Yups, saya
mau oplas biar mirip sama Gal Gadot. Eh nggak jadi Mbak Gal deng . Dia kan
Jionis. Aha kayak Mia Khalifa aja deh, kan namanya ada bau-bau Arab gituh.
But sepandai-pandainya
tupai melompat pasti akan jatuh juga kalau menginjak kulit pisang. Manusia
hanya bisa merencanakan, e-KTP lah yang menentukan. Karena tidak punya e-KTP
saya tidak bisa mengurus BPJS. Dan lagipula oplas tidak termasuk hal yang
ditanggung BPJS. Yoweslah, good bye
Mia Khalifa. Sampai bertemu di video selanjutnya (?)
Good baeee Mbak T_T (Foto tentu saja masih dari Google)
Tiket
Kereta Api, Kapal, dan Pesawat Terbang Hanya Sebatas Angan-angan
Perkara
berpindah saya adalah seseorang yang bijak. Kalau jarak dekat saya jalan kaki.
Kalau jarak menengah naik ojeg. Kalau jarak jauh saya naik si doi naik
mobil yang tidak perlu mengeluarkan e-KTP sebagai syarat.
Masalah
muncul jika saya ingin berpergian antar pulau. Naik pesawat harus mempunyai
e-KTP, naik kapal harus mempunyai e-KTP, bahkan naik kereta pun harus memiliki
e-KTP. Uhh seketika saya merasa dibohongi oleh lagu "Naik kereta api tut
tut tut siapa hendak turut. Ke Bandung, Surabaya bolehlah naik dengan
percuma".
Percuma
dari Zimbabwe. Sampai Limbad jadi duta shampo Kodomo pun beli tiket kereta api
harus pakek duit, tidak bisa pakek cinta.
Paspor
yang Tak Sampai
Saat
pergi ke negara asing, paspor merupakan dokumen terpenting yang harus dibawa.
Hukumnya fardhu ain. Fatal akibatnya
jika tidak membawa, karena pihak imigrasi akan menolak cinta
keberangkatan kita. Nah e-KTP diperlukan sebagai salah syarat untuk membuat
paspor.
Sungguh
kondisi ini menyulitkan saya. Apa yang harus saya lakukan jika pacar saya yang
di Korea, Lee Min Ho meminta saya berkunjung ke Korea untuk diperkenalkan
dengan kedua orangtuanya. Haruskah saya naik naga terbang Indosiar?
Otw Korea naik ini? (Foto dari Google)
Ilegal di Indonesia!!!
Poin
yang terakhir kalian pasti ngertilah, apa harus saya beritai (bahasanya agak
kurang enak).
Sebenarnya
masih ada beberapa akibat jika ente tidak memiliki e-KTP. Tapi jujur saja kau
anggap aku apa saya saya malas menulis yang lebih rinci.
Dari
segala derita dan nestapa karena tidak mempunyai e-KTP, ada hal yang paling
saya syukuri bahwa; syarat mencintaimu tidak butuh e-KTP. Mencintaimu hanya
perlu tabah jika chat cuma di-read. Tabah melihatmu boncengan mesra
dengan doimu. Tabah jika selama ini kamu hanya dibutuhkan saat dia kesepian. Seketika
terdengar lagu Kangen Vand.
Oh
iya lupa, sebenarnya ada surat
keterarangan pengganti e-KTP yang bisa diurus. Namun saya sudah bisa
membayangkan betapa riweh dan ribet mengurus itu semua. Duh bisa nggak ya Mas
GoJek saja yang mengurusnya. Eh tapi di tempat saya kan Mas GoJek belum
beredar, adanya Mas Gundul.
So
bersyukurlah kalian yang telah mempunyai e-KTP. Kalian tidak harus mengalami
kejadian tragis seperti; batal menikah, gagal ketemu calon mertua di Korea,
batal terbang bersamamu. Kalian juga tidak perlu berjuang 69 untuk mengurus
surat pengganti. Eh baidewai, kenapa berjuang 69? Ya suka aja sama posisi
angka 69. Dan yang terpenting, eksistensi kalian diakui di negeri ini.
Maka
nikmat memiliki e-KTP mana lagi yang kamu dustakan.
*Tulisan
ini pernah dimuat di IMC Campus