Di suatu malam, layar di laptop menampilkan sebuah policy brief tentang energi kotor. Maksud hati ingin menamatkannya; berharap ada substansi yang bisa menginspirasi. Nyatanya pikiranku malah ngelayap ke seorang pria; seorang teman. Aneh tiba-tiba aku mengingatnya.
***
Kami hanyalah dua orang manusia yang terjebak rutinitas pagi dan siang yang penuh kejenuhan. Kemudian memilih menjadi diri sendiri ketika malam tiba. Menghabiskan malam dengan percakapan dan lagu-lagu dari playlist-nya yang selalu kubilang keren (Meski aku gengsi untuk mengakuinya).
“Terus genre apa yang kamu nggak suka?” Tanyaku penasaran.
“Hemm apa ya, Melayu maybe. Yang jelas aku suka banget blues sama jazz. Lagunya nggak ada yang nggak enak.” Jawabnya sambil tersenyum simpul.
__________
“Aku kalau lagi makan Indomie denger lagu ini berasa lagi makan spaghetti.” Katanya ketika Summertime Ella Fitzgerald terputar.
“Iya.
Kopi sachetan-an yang kuminum juga langsung berasa kek kopi Starbucks.”
Lalu
kami berdua tertawa.
__________
“The
Doors ini keren banget karena tukang keyboard-nya.” Katanya ketika lagu Riders
on the Storm terdengar.
“Coba
kalo nggak ada tukang keyboard-nya. Nggak The Doors, tapi jadinya The Windows.”
Lanjutnya.
“Sayang
banget vocalisnya mati cepet. Padahal keren nggak ketulungan. Kenapa ya
vocalist-vocalist keren matinya pada cepet?” Tanyaku teringat dengan mendiang Kurt Cobain.
“Nggak
kuat ngadepin popularitas maybe.”
“Kamu
jangan ya.” Pintaku.
“Hemm
secara tidak langsung kamu bilang aku populer dan keren loh.” Godanya.
“Ihh nggak ya. Maksudku playlist lagumu yang keren-keren.”
“Hemm
dasar tsundere.”
Eh apa dia mengataiku tsundere. Padahal kan selama ini
aku yang sering ngata-ngatain dia.
__________
Playlist
lagu berganti Your Man Josh Turner
“Ini
kan suara idaman cewek-cewek.” Katanya dengan nada mengejek.
“Iya.
Deep banget suaranya. Kek suara bad boy bad boy gitu. Klepek aku tuh dibuatnya.”
“Terus
rahimmu hangat?” Serangnya.
Hanya lirikan tajam mataku yang menjawab pertanyaan nistanya.
***
Bagaimana kabar pria sok keren itu ya. Kadang aku masih rindu menghabiskan malam-malam dengannya. Melewati pergantian hari bersama lagu-lagu yang kami sukai. Berandai-andai tak masuk akal seperti menjadi Robert Plant di kehidupan selanjutnya. Ahh aku jadi rindu pria sok keren itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar