Beberapa
hari kemarin, dakuw ada tugas negara ke kabupaten tetangga, Tebo. Jaraknya
sekitar 6 jam perjalanan menggunakan motor dari Kota Jambi. 6 jam coy! Kebayang nggak tuh gimana kebasnya pantatku.
Selama
di sana aku menginap di Hotel Sederhana, yang setiap pagi dikasih sarapan nasi goreng
atau mie goreng. Buat makan siang dan malam nyari sendiri dong.
Go-Food?
No. Di Tebo nggak ada ojek online. Padahal kangen aku tuh sama Abang kesayangan
berjaket ijo.
Yoweslah,
karena aku hidup untuk makan, kumpul nggak kumpul yang penting makan, akhirnya
aku menjelajahi setiap sudut Kota Tebo demi kenikmatan yang paripurna. Tsahh.
Dan
dan, inilah makanan yang berhasil mampir di indera perasaku. Dih bahasanya.
Pecel Bebek
Demi
apapun, ini salah satu pecel bebek terenak sekaligus terpedas yang pernah
kumakan. Ini pertama kalinya juga dikasih dua sambel gitu. Ada pedas wajar dan
pedas nggak santuy.
Sambal
pedas wajar terbuat dari cabe merah dan tomat. Rasanya manis di lidahku. Kalo
yang pedas nggak santuy dibuat dari cabe rawit hijau yang dikasih minyak panas.
Serius
pedas banget. Tapi enak.
Setelah
makan ini perutku langsung mules. Otw ke Alfamart langsung dong buat beli susu
beruang.Ya walaupun aku nggak ngerti apa kaitan antara pedas dan susu beruang.
Buat
kalian pecinta makanan pedes, serius banget harus nyoba ini. Lokasinya di depan
Farel motor.
Sop Daging
Ini
menu makan siangku. Awalnya nggak niat sih mau pesan ini, karena tujuan utama
ke sini cuma mau minum aja. Tapi aromanya menggoda banget. Nggak kukuh aku tuh.
Ya udah pesan ini deh.
Rasanya
seger banget dan nggak pedes. Padahal udah kutambahin cabe, eh tetap aja nggak
kerasa pedas. Tapi emang enak sih. Wajarlah ya, namanya juga daging. Dimasak pakek
garem aja udah enak, apalagi dengan aneka rempah-rempah kayak gini.
Es Kelapa Muda
Sebenarnya
yang aku pesan itu es kelapa muda, eh yang datang kok malah es kelapa pernah
muda.
Iya,
dagingnya udah agak keras. Butuh usaha ekstra untuk menggerusnya.
Cuma
aku kan pantang menyerah. Dilepehin sama doi aja tetap belum menyerah apalagi
cuma menggerus kelapa.
Rasanya
ya biasa aja. Kayak
es kelapa yang mainstream gitu.
Es Buah
Ini
menu yang dipesan temanku sih. Dan aku nggak mencobanya. Tapi yang temenku
sentuh dikit banget. Pas kutanya kenapa nggak diminum. Kata dia kebanyakan
susu. Oh okey.
Malamnya
aku menjelajah sendirian. Solo karir. Sempet bingung mau makan apa karena aku
nggak ngerti sama sekali dengan peta kuliner di Kota Tebo. Yoweslah. akhirnya
kuputuskan makan di rumah makan Padang di samping penginapanku.
Aku
minta makanannya dihidang aja karena bingung mau milih yang mana. Pas datang
ada banyak banget. Eh ya biasa aja sih.
Akhirnya
aku milih gulai tunjang dan gulai ayam kampung.
Rasanya enak dan cocok di
lidahku. Tapi sambal hijaunya nggak banget sih. Terlalu biasa aja gitu. Cuma
karena nggak ada pilihan ya udah kumakan aja.
Btw
pas aku makan di sini, pegawainya yang kebanyakan anak ABG menuju remaja pada
heboh.
"Ayuk
minta WA, minta WA, minta WA"
"Aduh,
jangan dong. Nanti SUAMI saya marah." Kataku dengan senyum manis tapi
menyerupai iblis.
Kontan
saja mereka langsung sorak-sorak terbahak-bahak.
Dasar
anak muda.
Nasi Dendeng Batokok Kerinci
Yuhuuu,
jauh-jauh ke Tebo ketemunya makanan Kerinci juga. Tapi asli aku seneng banget. Kayak
udah lama banget aku nggak icip-icip masakan kampung halamanku.
Yang
jualan asli orang Kerinci. Kami sempat terlibat obrolan. Maklumlah ketemu orang
satu kampung haha.
Dendeng
batokoknya enak banget. Bumbunya benar-benar meresap ke serat-serat daging.
Belum lagi perpaduan sambalnya. Duh jadi pengen makan di sana lagi kan.
Nasi Goreng Ati Ampela
Malamnya
aku kembali makan sendiri. Dan menu kali ini bener-bener nggak direncanain. Yes,
aku tuh paling nggak suka sama nasi goreng. Ini tuh menu terakhir yang mau kumakan
jika nggak ada pilihan. Makanya sering heran kenapa bule kalo ke Indonesia yang
dicari nasi goreng.
Oke
balik ke topik.
Dari
seberang penginapanku, gerobak makan ini tuh terlihat kayak pecel lele. Hemm
mataku emang minus sih, jadi aku pakek firasat aja ngiranya. Eh ternyata pas
dari deket ternyata nasi goreng. Kampret.
Udah
terlanjur ke sana. Hujan pula. Yaudah dong aku pesan. Aku pesan nasi goreng ati
ampela yang pedas.
Tapi
ternyata rasanya nggak pedas sama sekali bagiku. Rasanya ya just so so lah. Tapi
mayan bikin aku nggak kelaparan di tengah malam. Kan nelangsa banget, udah
jomblo kelaparan pula di tengah malam.
Nasi Ikan Nila Bakar
Ini
menu makan siangku sebelum perjalanan pulang ke Kota Jambi. Eh bukan makan
siang sih, karena aku makannya jam setengah 4. Tempat makannya nyaman dan
otentik banget.
Aku
pesan nasi ikan nila bakar, cah kangkung dan es teh.
Dan ternyata nasi ikan
nila bakarnya juga datang bersama sambel hijau dan gulai singkong+jengkol.
Asli
mantul banget. Ntah karena aku yang kelaparan apa ya haha. Pokoknya ini salah satu
makanan yang bakal aku coba lagi ketika aku mengunjungi Kota Tebo.
Well,
itulah makanan-makanan yang kucoba ketika terdampar di Kota Tebo. Ah senang
rasanya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menjelajah rasa. Terima
kasih Tuhan.
Eaaaaqqqqq
penutup yang (soq) bijaq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar