fotoby:https://www.quora.com/How-is-a-girl-boy-friendship-different-from-a-boy-boy-girl-girl-friendship
Well , , udah
lama banget aku nggak curhat soal asmara secara ekspilisit. Biasanya sih hanya
sebatas bahasa kode-kode nggak jelas gitu, yaaa sekilas lewat aja.
Nggak
tau kenapa kali ini mendadak pengen ngomongin si doi. Bukan lagi rindu sih, ya
katakanlah hanya ingin mengenang saja. Ululuh~
Jadi
gini, ketika aku memilih berakhir dengan si doi - yang kita sebut saja dengan si
Mas, beberapa sahabat dekatku terpelatuk kaget. Mereka menyayangkan sekaligus
mempertanyakan keputusanku.
Loh
kenapa? Dia kan baik? Dewasa? Pengertian? Manis? Pinter? Tipe kamu?
Ya.
Si Mas emang masuk dalam semua kategori itu. Sifat dan pembawaannya tenang.
Mungkin karena itulah aku merasa nyaman dan tenang ketika bersamanya.
Terus
kenapa berakhir?
Bagi
sebagian orang mungkin relasi hubunganku dengan si Mas terkesan rumit dan
njelimet sekali. Tapi percayalah, ini keputusan terbaik dari hasil musyawarah
untuk mufakat kami berdua wqwqwqwq.
I love him, really.
Aku sayang dia sebagai Masku yang peduli
denganku dari jamanku masih abg. Family
isn’t always about blood, right?
Selama
ini aku dan Mas terjebak dalam sugesti masyarakat. Sugesti bahwa tak ada yang
namanya pertemanan di antara laki-laki dan perempuan, yang ada hanyalah
keduanya diam-diam suka atau salah satunya mengalami cinta bertepuk sebelah
tangan.
Sugesti
lain dari masyarakat juga mengatakan kalau nggak ada hubungan Mas-adik antara
laki-laki dan perempuan yang tak sedarah, yang ada hanya berujung pada cinta. Well, menurutku semua sugesti itu tidak
sepenuhnya benar. Cause setelah aku
dan si Mas saling jujur akan perasaan, kami makin sadar bahwa cinta asmara
bukanlah yang dirasakan antara kami.
Nggak
tahu kenapa masyarakat kayak hoby banget gitu meromantisasi segala hal. Seolah semua
hubungan non darah di dunia ini akan berakhir pada cinta asmara. Padahal cinta
kan ada berbagai macam bentuknya. Bahkan ada cinta platonis yang merupakan
cinta non-asmara, dan memiliki cakupan yang lebih luas.
Nah,
cintaku dan si Mas ini ya bentuk penggabaran dari cinta platonis. Sama seperti
cinta Kakak kepada adik, cinta anak kepada orangtuanya. Tapi sayangnya orang sering banget meremehkan
bentuk cinta ini. Seolah-olah kok ya cinta asmara itu cinta terkuat di dunia
ini.
Udah
terjawab kan ya. Intinya sih . . . . . . ya gitu wqwqwqwq. Nggak banyak yang
berubah setelah perubahan status kami. Dia masih care kepadaku. Intinya kami masih rutin berkomunikasi hingga
sekarang. Toh yang berakhir itu kan hubungan, bukan pertemanan. Btw hubunganku dengan para mantan nggak semuanya
tetap baik-baik saja. Beberapa ada yang nggak teguran hingga sekarang wqwqwq.
Mungkin karena sebab-akibatnya berbeda kali ya wqwqwqwq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar