Minggu, 04 November 2018

Ketika Cinta Platonis Menyapa, Nikmati Aza Ya Kan


fotoby:https://www.quora.com/How-is-a-girl-boy-friendship-different-from-a-boy-boy-girl-girl-friendship
Well , , udah lama banget aku nggak curhat soal asmara secara ekspilisit. Biasanya sih hanya sebatas bahasa kode-kode nggak jelas gitu, yaaa sekilas lewat aja.
Nggak tau kenapa kali ini mendadak pengen ngomongin si doi. Bukan lagi rindu sih, ya katakanlah hanya ingin mengenang saja. Ululuh~
Jadi gini, ketika aku memilih berakhir dengan si doi - yang kita sebut saja dengan si Mas, beberapa sahabat dekatku terpelatuk kaget. Mereka menyayangkan sekaligus mempertanyakan keputusanku.
Loh kenapa? Dia kan baik? Dewasa? Pengertian? Manis? Pinter? Tipe kamu?
Ya. Si Mas emang masuk dalam semua kategori itu. Sifat dan pembawaannya tenang. Mungkin karena itulah aku merasa nyaman dan tenang ketika bersamanya.
Terus kenapa berakhir?
Bagi sebagian orang mungkin relasi hubunganku dengan si Mas terkesan rumit dan njelimet sekali. Tapi percayalah, ini keputusan terbaik dari hasil musyawarah untuk mufakat kami berdua wqwqwqwq.
I love him, really.  Aku sayang dia sebagai Masku yang peduli denganku dari jamanku masih abg. Family isn’t always about blood, right?
Selama ini aku dan Mas terjebak dalam sugesti masyarakat. Sugesti bahwa tak ada yang namanya pertemanan di antara laki-laki dan perempuan, yang ada hanyalah keduanya diam-diam suka atau salah satunya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.
Sugesti lain dari masyarakat juga mengatakan kalau nggak ada hubungan Mas-adik antara laki-laki dan perempuan yang tak sedarah, yang ada hanya berujung pada cinta. Well, menurutku semua sugesti itu tidak sepenuhnya benar. Cause setelah aku dan si Mas saling jujur akan perasaan, kami makin sadar bahwa cinta asmara bukanlah yang dirasakan antara kami.
Nggak tahu kenapa masyarakat kayak hoby banget  gitu meromantisasi segala hal. Seolah semua hubungan non darah di dunia ini akan berakhir pada cinta asmara. Padahal cinta kan ada berbagai macam bentuknya. Bahkan ada cinta platonis yang merupakan cinta non-asmara, dan memiliki cakupan yang lebih luas.
Nah, cintaku dan si Mas ini ya bentuk penggabaran dari cinta platonis. Sama seperti cinta Kakak kepada adik, cinta anak kepada orangtuanya.  Tapi sayangnya orang sering banget meremehkan bentuk cinta ini. Seolah-olah kok ya cinta asmara itu cinta terkuat di dunia ini.
Udah terjawab kan ya. Intinya sih . . . . . . ya gitu wqwqwqwq. Nggak banyak yang berubah setelah perubahan status kami. Dia masih care kepadaku. Intinya kami masih rutin berkomunikasi hingga sekarang. Toh yang berakhir itu kan hubungan, bukan pertemanan. Btw hubunganku dengan para mantan nggak semuanya tetap baik-baik saja. Beberapa ada yang nggak teguran hingga sekarang wqwqwq. Mungkin karena sebab-akibatnya berbeda kali ya wqwqwqwq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang Baru loh Gaesss

Kali Ini Kita Berpelukan

Tulisan Paling Eksis