Minggu, 31 Mei 2020

Malam Takbiran Kelabu


Malam takbiran kali ini, perasaan nelangsa terasa berkali lipat mendera di dadaku. Pasalnya satu, aku tidak pulang kampung. Untuk pertama kalinya seorang Kartika merayakan Idul Fitri di kosan. Piye rasane? Saknooo Rek .

Pas mendengar lantunan takbir di kampung aja aku terharu, apalagi di rantau. Sudah inget dosa, kangen rumah, kangen keluarga, kangen orang-orang yang telah berpulang, eh berjauhan dengan keluarga pula. Ya Allah Rek. Hatiku rasane pengen njepat.

Tahun ini aku memang memutuskan untuk tidak mudik. Untuk pertama kalinya aku akan merayakan lebaran Idul Fitri di kosan. Sendirian. Sungguh ini keputusan paling berat dan penuh dilema yang pernah kubuat sepanjang hidup.

Ayolah, aku juga seperti kebanyakan orang Indonesia pada umumnya. Mudik sudah menjadi budaya yang mendarah daging. Kayak berbulan-bulan kerja, yang ditunggu ya momen Idul Fitri. But I don’t know why, walau berat, aku merasa ini keputusan paling bijak di tengah situasi pandemi. Bangga rasanya dengan diri sendiri karena berhasil menjinakan ego.

Ya sebenarnya tidak ada larangan mudik di Provinsiku. Aku juga cukup pede dengan kondisi badanku yang baik-baik saja. Tapi bukannya ada kasus positif walau tanpa gejala?

Seandainya aku mudik, di mobil aku bakal bertemu dengan banyak penumpang toh. Bertemu orang-orang yang aku nggak tahu identitas serta riwayat perjalanan mereka. Okelah katakan imunku kuat. Aku masih terlihat sehat-sehat saja. Tapi di rumah ada Nenek yang sudah sepuh. I love her so much, and I don’t want bad things happen to her.

 


Ada yang Baru loh Gaesss

Kali Ini Kita Berpelukan

Tulisan Paling Eksis