Kumandang takbir Idul Adha sudah tak terdengar lagi. Menandakan hari
yang kian larut. Jalanan kota pun sepi. Hanya ada satu dua kendaraan yang
lewat.
"Eh udah pergantian hari aja. Kamu nggak mau ngucapin selamat
lebaran buat aku An." Ujar Kana di sela deru motor tua Andra.
"Oh iya. Selamat hari raya Idul Adha. Mohon maaf lahir dan batin
ya Kana."
Lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Padahal nggak tahu deh apa
yang lucu. Emang ya kalau lagi kasmaran. Dasar.
Andra menarik tangan Kana yang bebas ke pelukannya. Membuat suasana
kian romantis (bagi mereka berdua tentunya). Angin malam pun tak menjadi
perkara yang dipusingkan dua sejoli ini. Bodo amat deh sama masuk angin.
Kana tidak pernah percaya dengan ungkapan "jantung mau
copot". Tapi di detik ini, jantungnya kok ya benar-benar berdegup nggak
pakek aturan. Kayak lagi berdugem ria. Dalam pandangannya, punggung Andra
sandar-able banget. Seakan mengundang kepala Kana untuk singgah sejenak. Terhipnotis,
ia pun memasrahkan kepalanya mampir ke punggung itu. Detik demi detik, Kana
kian mengeratkan pelukan. Ahhh nyamannya.
"Biar kayak drama Korea kita ya." Ucap Andra dengan nada
ceria. Sekilas tampak senyum tersungging di bibirnya (yang kata Kana sih sexy
idih).
"Mana ada adegan drama Korea boncengan naik motor CB gini An. Kita
mah kayak FTV SCTV hahaha."
"Ya asal jangan kayak FTV Indosiar. Yang azab-azab itu loh. Eh
tapi kalau azabnya dipaksa harus mencintaimu selamanya, aku sih yes yes
aja."
"Ih aku juga mau kalau diazabnya gitu An."
Lagi mereka tertawa terbahak-bahak. Dunia berasa milik berdua, yang
lain ngontrak. Dewa cinta pasti sedang tersenyum sumringah menyaksikan dua
hambanya yang tengah klepek-klepek.
*
Kana terhenyak. Ingatannya kembali terlempar ke masa kini. Masa ketika
ia dan Andra sudah bukan siapa-siapa lagi. Lah emangnya dulu dia siapamu Kana? Di
depannya, Andra tengah bercengkrama melalui telepon genggam. Dari nada suaranya
saja Kana bisa menyimpulkan kalau pria itu diliputi kebahagiaan.
"Dia udah ada gebetan baru lagi kayaknya ya."